Pages

Senin, 30 Mei 2011

Masa Pahit Hidupku

Nama lengkap saya Muhammad Rizky Pribadi, saya saya satu-satunya anak laki-laki dari 3 bersaudara, dan saya adalah anak pertama. Nama Bapak saya adalah Davidson, dulu siapa yang tidak mengenal Davidson di Provinsi Riau, manager PT.Sambu Grup yang membawahi 13 anak perusahaan. PT. Sawmil Sambu Sakti(perusahaan kayu), PT. Kara(santan instan), ASES(air mineral),PT.Sumatera Timur Indonesia(pelaksana proyek raksasa lahan gambut sejuta hektar di kalimantan tengah) itu merupakan beberapa perusahaan yang di pimpin oleh bapak saya. Ibu saya bernama Yusnelly Saiby, ibu saya seorang PNS. Di Riau siapa dulu yang tidak mengenal keluarga Saiby., keluarga yang terpandang di Riau dulu, khusus nya di kabupaten Indra Giri Hilir.
Kami hidup dalam kemewahan, rumah saya dulu sebesar lapangan bola. banyak pohon-pohon ditanami ada pohon rambutan, mangga, salam, kelapa, pinang, dll.
tapi semua kemewahan itu hilang dalam sekejap. Usaha bapak bangkrut, gaji ibu sebagai PNS pun minus, karena dipotong oleh pinjaman kredit. Keluarga kami terseok-seok oleh kesulitan ekonomi. Bapak pergi merantau keliling Indonesia mencari pekerjaan, tidak ada satu pun perusahaan yang dapat menerimanya karena pengalaman kerja nya yang luar biasa. Mereka tidak sanggup memberikan gaji.
Disini lah saya merasakan pahitnya hidup. Saya masuk SMA dengan serba keterbatasan, tidak ada barang baru yang saya pakai selain seragam sekolah.
Tapi saya bukan seorang lelaki manja, saya tidak menyerah dan bermalas-malasan sekolah. saya malah termotivasi untuk semangat belajar. Setiap hari saya pergi sekolah berjalan kaki. Saya ingat dulu saya masuk sekolah jam 1 siang, tapi saya selalu pergi ke sekolah jam 10. kenapa?
saya pergi jam 10 untuk belajar ke Perpustakaan setiap hari. saya tidak mampu membeli buku pelajaran, sementara semua PR dan pelajaran ada di Buku Paket, jadi saya hanya bisa mengandalkan perpustakaan.
saya ingat dulu, saya sangat ingin memiliki sepatu baru, hahaha
kayakanya dulu itu hanya mimpi, sepatu yang saya gunakan dulu adalah sepatu saya masih SMP, sepatu itu sampe bolong telapaknya, tetapi mau tidak mau hanya itu yang saya bisa pakai. Sampai pernah saya dikatain sama teman saya, saya hanya tersenyum. tapi dalam hati saya berkata lihat nanti siapa yang tertawa lebih keras.
Saat pembagian rapot, ternyata nilai saya termasuk yang terbaik di Sekolah, bukan di kelas. saya juara 3 umum. saya tertawa bahagia, karena saya berhasil. sementara teman-teman saya yang dapat fasilitas, tidak bisa seperti saya.
Duit jajan??? makan aja susah apalagi mau jajan. saya tidak kehabisan akal untuk mencari uang, saya punya kemampuan, jadi saya menjual jawaban-jawaban ulangan dan PR saya kepada orang-orang kaya bodoh itu. Saya menerima jasa untuk membuatkan contekan kepada kawan. Jadi saya bisa jajan, dan membeli buku yang saya perlukan. Saat teman-teman remidi saya bekerja dibelakang layar memberikan jawaban kepada mereka, tapi mereka harus bayar kepada saya, hahaha...Kreatif kan saya.
selama SMA saya selalu memutar otak agar sekolah saya bisa lancar.
Mungkin Allah telah selesai menguji keluarga kami, setelah saya lulus SMA, ibu saya dipanggil untuk tugas Ke Arab, disitulah mulai bangkitnya keluarga kami hingga sekarang serba berkecukuban. Kunci dari semua ini hanyalah sabar, ikhlas dan pantang menyerah.
Saya sangat sedih saat melihat rapot adik saya ada nilai merah, padahal dia berfasilitas lengkap, sekolah diantar jemput, uang jajan besar. Menangis dalam hati saya, kalau saya dapat fasilitas seperti kamu mungkin saya akan 10x lebih pintar dari kamu dik.
Dia mengatakan ini karena Taekwondo, ini omong kosong, saya 3 bulan tidak kuliah karena Platnas di Jakarta, padahal saat itu saya sedang KP. dan saat pulang ternyata ada kejadian yang menyebabkan saya patah tangan, tapi lagi-lagi saya tidak menyerah. Dan saya mendapatkan salah satu nilai terbesar di kampus saya.
Semua itu tergantung niat, kalau memang tidak ada niat belajar bagaimana mau dapat nilai bagus.
Hati ku telah keras bagai batu karena semua pahitnya hidup yang saya alami, soal cinta, kalah bertanding, konflik dengan teman atau relasi kerja tidak akan membuat ku nangis. tapi kalau ingat masa saat susah dulu saya pasti menangis. karena bangga saya mampu melewatinya.
Saya sangat berterima kasih dengan Allah karena telah memberikan ujian yang luar biasa. yang membuat saya menjadi seorang yang kuat.
Dikampus kepemimpinan saya sangat diacungi jempol.
sebagai contoh saat mengadakan kejuaraan Taekwondo, saya mendapat dana yang sangat minim, tapi kejuaraan harus tetap berjalan. saya tidak menyerah. saya buat sendiri alat digital scoring untuk menghemat biaya, kemudian saya buat alat pendeteksi wajah untuk menghindari penipuan saat penimbangan dan bertanding. Alhamdulillah acara itu berjalan sukses, saya mendapat kan pujian atas kepemimpinan saya. Sekarang kalau ada kejuaraan di Sumsel orang-orang Sumsel memakai alat kami, karena bisa menghemat biaya.

Terima Kasih Allah kau telah membuat ku menjadi Seorang Lelaki Sejati

4 komentar:

Gloria Putri mengatakan...

wehh...si Oki nilainya jelek kak? diajarin donk klo belajar :) kan kakaknya pinter :p

hehehhehehe

kicky mengatakan...

iya glo matematika pula tu merah, memalukan.
padahal dulu waktu d ragunan, kk ngajarin anak2 sana loh glo matematika salah satu nya si domas murid kk. kadang2 jg d paksa mengerjaka PR MTK mreka, hha...
hah ngajarin dia, bikin sakit ati, bnyk alesan.

Gloria Putri mengatakan...

hahahhaha....sabar kak....
wah km gak kangen pelatnas kak?

kicky mengatakan...

kangen sih glo, tp klo aq maen k jakarta pasti mampir k ragunan, kayak kmrn waktu k bogor, aq sempet2in k jakarta untuk ktemu kawan d sana.

Posting Komentar